A. Analisis
tentang main time break failure dari bearing 6304 pada crankshaft gasoline engine
Dari hasil
Analisis tentang MTBF (Main Time Break Failure) dari Bearing 6304
pada Crankshaft Gasoline Engine yang dilakukan di Laboratorium
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Analisis ini dilakukan iterasi
karena terjadi kesalahan pada test rig, oleh karena itu data pada
penelitiaan ini disesuaikan dengan kondisi pada crankshaft gasoline engine sesungguhnya
seperti gaya dan juga beban yang terjadi pada crankshaft gasoline engine tersebut
sehingga perlakuan yang diterima pada benda uji sesuai dengan sesungguhnya.
2. Pada Analisis ini karena terjadi
kesalahan test rig maka Analisis ini dilakukan selama 100 jam,
sehingga didapat data bahwa bearing 6304 dengan proses hardening
tidak sesuai untuk dipakai pada crankshaft gasoline engine dikarenakan
kualitas dari bearing tersebut tidak sesuai dan juga FR (Failure Rate)
atau tingkat kegagalan ratarata ialah 0.25 per 100 jam, selain itu MTBF (Main
Time Break Failure) atau waktu rata-rata sampai terjadinya kegagalan ialah
400 jam, sehingga bearing 6304 dengan proses hardening tidak
dapat mendukung kinerja pada crankshaft gasoline engine dan juga
dapat mengurangi umur atau keandalan dari mesin tersebut.
3. Karena pada Analisis ini terjadi
kesalahan test rig maka Analisis ini dilakukan selama 100 jam, sehingga
didapat data bahwa bearing 6304 dengan proses carbonitriding
sesuai dipakai pada crankshaft gasoline engine dikarenakan
kualitas dari bearing tersebut sangat sesuai untuk mendukung dari kinerja pada
mesin terutama pada crankshaft gasoline engine selain itu FR (Failure
Rate) atau tingkat kegagalan ratarata ialah 0 per 100 jam, selain itu MTBF
(Main Time Break Failure) atau waktu ratarata sampai terjadi kerusakan
ialah 0 jam atau 100 % tidak terjadi kerusakan pada bearing 6304 dengan
proses carbonitriding sehingga sesuai digunakan pada crankshaft
gasoline engine dan juga dapat memperpanjang umur mesin.
4. Tidak semua jenis bearing dapat
digunakan atau sesuai pada crankshaft gasoline engine karena
perlakuannya terhadap bearing tersebut sangat berbeda dan juga kemampuan atau
keandalan bearing pada crankshaft gasoline engine tersebut harus
dengan kualitas yang baik.
B.
Studi performansi textured bearing dengan
pelumas non-newtonian dengan mempertimbangkan slip dan kavitasi
Investigasi performansi
pelumasan bearing dengan pelumas non Newtonian dilakukan dengan
menggunakan analisa CFD (computational fluid dynamic). Fokus penelitian
adalah pengaruh model kavitasi dan slip terhadap performansi. Kasus yang
diangkat adalah textured bearing dengan dua kedalaman tekstur yang
berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil dari simulasi numerik textured
bearing berpelumas non Newtonian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian slip pada textured
bearing memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan daya dukung
beban.
2. Mengabaikan model
kavitasi dalam analisa textured bearing dapat membawa pengambilan
kesimpulan yang salah. Hal ini dikarenakan perbedaan prediksi dengan dan tanpa
model kavitasi dapat mencapai 20 kali lipat.
3. Pemilihan kedalaman
tekstur yang tepat untuk textured bearing membawa peningkatan performansi
pelumasan.
C.
Optimasi unjuk kerja wet abrasive
blasting machine
Dari hasil penelitian
serta pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan diantaranya
1. Kondisi system
pelumasan slurry pump berdampak pada umur pakai bearing secara
keseluruhan.
2. Penggantian bearing
6202 ZZ menjadi 7202 BEP juga menentukan umur bearing karena karakteristik
bearing 7202 BEP mampu menahan beban aksial maupun radial sekaligus.
3. Beban ekivalen yang
diperoleh dari hasil perhitungan beban aksial dan radial sebesar 2.39 kN
4. Umur pakai bearing
slurry pump ideal (menurut perhitungan) sebesar 7243 jam atau 302 hari.
D. Menentukan regime pelumasan pada ball
bearing dengan menggunakan kurva stribeck
Berdasarkan hasil plottingkurva
Stribeck dari deep groove ball bearing 6410 maka dapat
disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Daerah boundary
lubrication terjadi pada kecepatan dibawah 1 rpm, daerah mixed
lubrication terjadi pada kecepatan antara 1 rpm s/d 100 rpm dan daerah elasto
hydrodynamic lubricationterjadi pada kecepatan diatas 100 rpm.
2. Pada daerah mixed
lubrication, koefisien gesek padainner ring lebih besar
darikoefisien gesek padaoutter ring
3. Peningkatan
viskositas pelumas dan beban pada kecepatan yang sama akan menurunkan koefisien
gesek pada daerah mixed lubrication
4. Peningkatan harga
kekasaran permukaan pada kecepatan yang sama akan menaikkan nilai koefisien
gesek pada daerah boundary lubrication dan mixed lubrication.
5. Koefisien gesek ball
bearing 6309 lebih kecil dari koefisien gesek ball bearing 6410
E.
Desain umur bantalan carrier
idler belt conveyor PT. PELINDO II BENGKULU
Dari data dan
hasil analisa di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Umur bantalan SKF 6005 single deep groove ball bearing adalah 49,55 juta
putaran dan waktu operasinya adalah 869,29 jam.
2.
Setelah dibandingkan dengan kondisi lapangan umur berdasarkan hasil perhitungan
jauh lebih lama dengan kondisi lapangan, dimana umur hasil perhitungan adalah
38 hari (asumsi beroperasi 23 jam/hari sebagaimana kondisi operasi lapangan)
dan umur operasi hanya sekitar 21 hari.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar