Minggu, 03 Desember 2017

Kesimpulan Umur Bearing Dengan 5 Penelitian Berbeda



        A.    Analisis tentang main time break failure dari bearing 6304 pada crankshaft gasoline engine
Dari hasil Analisis tentang MTBF (Main Time Break Failure) dari Bearing 6304 pada Crankshaft Gasoline Engine yang dilakukan di Laboratorium Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada Analisis ini dilakukan iterasi karena terjadi kesalahan pada test rig, oleh karena itu data pada penelitiaan ini disesuaikan dengan kondisi pada crankshaft gasoline engine sesungguhnya seperti gaya dan juga beban yang terjadi pada crankshaft gasoline engine tersebut sehingga perlakuan yang diterima pada benda uji sesuai dengan sesungguhnya.
2. Pada Analisis ini karena terjadi kesalahan test rig maka Analisis ini dilakukan selama 100 jam, sehingga didapat data bahwa bearing 6304 dengan proses hardening tidak sesuai untuk dipakai pada crankshaft gasoline engine dikarenakan kualitas dari bearing tersebut tidak sesuai dan juga FR (Failure Rate) atau tingkat kegagalan ratarata ialah 0.25 per 100 jam, selain itu MTBF (Main Time Break Failure) atau waktu rata-rata sampai terjadinya kegagalan ialah 400 jam, sehingga bearing 6304 dengan proses hardening tidak dapat mendukung kinerja pada crankshaft gasoline engine dan juga dapat mengurangi umur atau keandalan dari mesin tersebut.
3. Karena pada Analisis ini terjadi kesalahan test rig maka Analisis ini dilakukan selama 100 jam, sehingga didapat data bahwa bearing 6304 dengan proses carbonitriding sesuai dipakai pada crankshaft gasoline engine dikarenakan kualitas dari bearing tersebut sangat sesuai untuk mendukung dari kinerja pada mesin terutama pada crankshaft gasoline engine selain itu FR (Failure Rate) atau tingkat kegagalan ratarata ialah 0 per 100 jam, selain itu MTBF (Main Time Break Failure) atau waktu ratarata sampai terjadi kerusakan ialah 0 jam atau 100 % tidak terjadi kerusakan pada bearing 6304 dengan proses carbonitriding sehingga sesuai digunakan pada crankshaft gasoline engine dan juga dapat memperpanjang umur mesin.
4. Tidak semua jenis bearing dapat digunakan atau sesuai pada crankshaft gasoline engine karena perlakuannya terhadap bearing tersebut sangat berbeda dan juga kemampuan atau keandalan bearing pada crankshaft gasoline engine tersebut harus dengan kualitas yang baik.

B.    Studi performansi textured bearing dengan pelumas non-newtonian dengan mempertimbangkan slip dan kavitasi
Investigasi performansi pelumasan bearing dengan pelumas non Newtonian dilakukan dengan menggunakan analisa CFD (computational fluid dynamic). Fokus penelitian adalah pengaruh model kavitasi dan slip terhadap performansi. Kasus yang diangkat adalah textured bearing dengan dua kedalaman tekstur yang berbeda. Kesimpulan yang dapat diambil dari simulasi numerik textured bearing berpelumas non Newtonian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian slip pada textured bearing memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan daya dukung beban.
2. Mengabaikan model kavitasi dalam analisa textured bearing dapat membawa pengambilan kesimpulan yang salah. Hal ini dikarenakan perbedaan prediksi dengan dan tanpa model kavitasi dapat mencapai 20 kali lipat.
3. Pemilihan kedalaman tekstur yang tepat untuk textured bearing membawa peningkatan performansi pelumasan.

C.    Optimasi unjuk kerja wet abrasive blasting machine
Dari hasil penelitian serta pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan diantaranya
1. Kondisi system pelumasan slurry pump berdampak pada umur pakai bearing secara keseluruhan.
2. Penggantian bearing 6202 ZZ menjadi 7202 BEP juga menentukan umur bearing karena karakteristik bearing 7202 BEP mampu menahan beban aksial maupun radial sekaligus.
3. Beban ekivalen yang diperoleh dari hasil perhitungan beban aksial dan radial sebesar 2.39 kN
4. Umur pakai bearing slurry pump ideal (menurut perhitungan) sebesar 7243 jam atau 302 hari.

D.  Menentukan regime pelumasan pada ball bearing dengan menggunakan kurva stribeck
Berdasarkan hasil plottingkurva Stribeck dari deep groove ball bearing 6410 maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut :
1. Daerah boundary lubrication terjadi pada kecepatan dibawah 1 rpm, daerah mixed lubrication terjadi pada kecepatan antara 1 rpm s/d 100 rpm dan daerah elasto hydrodynamic lubricationterjadi pada kecepatan diatas 100 rpm.
2. Pada daerah mixed lubrication, koefisien gesek padainner ring lebih besar darikoefisien gesek padaoutter ring
3. Peningkatan viskositas pelumas dan beban pada kecepatan yang sama akan menurunkan koefisien gesek pada daerah mixed lubrication
4. Peningkatan harga kekasaran permukaan pada kecepatan yang sama akan menaikkan nilai koefisien gesek pada daerah boundary lubrication dan mixed lubrication.
5. Koefisien gesek ball bearing 6309 lebih kecil dari koefisien gesek ball bearing 6410

            E.    Desain umur bantalan carrier idler belt conveyor PT. PELINDO II BENGKULU
Dari data dan hasil analisa di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
         1. Umur bantalan SKF 6005 single deep groove ball bearing adalah 49,55 juta putaran dan waktu operasinya adalah 869,29 jam.
         2. Setelah dibandingkan dengan kondisi lapangan umur berdasarkan hasil perhitungan jauh lebih lama dengan kondisi lapangan, dimana umur hasil perhitungan adalah 38 hari (asumsi beroperasi 23 jam/hari sebagaimana kondisi operasi lapangan) dan umur operasi hanya sekitar 21 hari.

Daftar Pustaka